SOLO TRIP TO MUSEUM LAI (Lembaga Alkitab Indonesia)

Shalom!

Today is saturday, the time is 19.44 WIB (means I don't have any Saturdate woohooo :p)

By the way  it's been a long time no telling story di blog ini (mari manfaatkan kekosongan malam minggu ini!). Akibat kesibukan selama skripsi akhirnya blog ini terlantar, but all of the efforts were paid off! I (not officially) graduated!! Hooraaaaayyy :D


Anyway, back to the topic. Setelah berkutat dengan skripsi dan segala perkakasnya, liburan tiba! Selama liburan, aku selalu dirumah dan berkutat dengan keluarga. Kalau mau jalan - jalan ke luar kota pun tidak bisa karena masih banyak urusan - urusan yang harus diselesaikan dikampus (alasan! :p). Selama dirumah senantiasa menjadi orang yang sibuk (red : pengangguran). Alhasil, pelayanan di gereja untuk anak - anak remaja yang sempat terbengkalai akhirnya dilanjutkan kembali. Sekedar pendahuluan, semenjak bulan Oktober 2014 aku diutus jadi pelayan bagi anak - anak remaja di GPIB Menabur Kasih (gerejaku dari jaman bayi merah sampai umur 22 tahun ini yang lokasinya depan rumah persis! :p) yang diwadahi dalam Pelayanan Kategorial Persekutuan Teruna (Pelkat PT). Dan belum setahun pelayanan sudah ditunjuk menjadi ketua Pelkat PT ini pada pemilihan minggu lalu. Maklum saudara - saudara, sumber daya manusia sedikit sekali di gereja tapi puji Tuhan memang terpanggil kok :)

Dalam program Pelkat PT, ada salah satu kegiatannya yaitu kunjungan ke museum LAI. Jadi, sebelum program ini dijalankan, aku harus survey museum LAI itu medannya (bukan medan ibukota Sumatera Utara lho) seperti apa. So, here I am! Solo trip to Museum LAI *claphandstomyself*

Museum LAI letaknya di Salemba persis depan RS Sint Carolus. Alamatnya di Jl. Salemba Raya No. 12, Jakarta Pusat 10430. Gedung LAI ini bukan hanya museum saja melainkan juga perkantoran dari LAI itu sendiri. Ketika masuk gedung, di meja resepsionis terdapat petunjuk ruangan - ruangan tiap lantai dan museumnya terletak di lantai 2. 



Ruangannya sangat kecil, bentuknya seperti letter U. Waktu sampai di ruangan ini, hanya ada satu orang satpam yang menjaga ruangan dan menarik biaya karcis masuk. Murah lho! Serius murah! (Yaiyalah sukanya yang murah, calon ibu - ibu gitu lho :p #okepenting). Isi museum ini sejarah - sejarah penulisan alkitab mulai dari awal penulisan dalam bahasa Yunani dan Ibrani sampai ke penerjemahan alkitab dalam bahasa indonesia serta bahasa daerah nusantara. Penjelasannya ditampilkan dalam bentuk poster dan disajikan bersama contoh kitab nya (ada yang tiruan, ada yang asli). Contoh dibawah adalah kitab Matius yaitu kitab yang pertama kali diterjemahkan dalam bahasa Melayu. 

 Kitab Matius yang pertama kali diterjemahkan dalam bahasa Melayu

Satu hal yang menarik perhatian dari kunjunganku ke museum ini adalah betapa menariknya mengetahui bagaimana orang - orang yang dipakai Tuhan sedemikian rupa bagi bangsa Indonesia sampai anak - anak Tuhan di Indonesia bisa mendapatkan akses dari Firman Tuhan. Tears run down my face *literally* *anaknyamelankolis*. Periode pertama penerjemahan alkitab di Indonesia adalah dari tahun 1629 - 1813 dimana alkitab diterjemahkan dalam bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi (lingua franca) yaitu Melayu dan Portugis. Gambar diatas menunjukkan alkitab dengan gabungan kedua bahasa ini. Sampai pada tahun 1814, Sir Thomas Stamford Bingley Raffles mendirikan Lembaga Alkitab Inggris yang berpusat di Jawa dan menerjemahkan alkitab dari bahasa inggris menjadi bahasa Melayu. Lembaga alkitab Inggris inilah yang mencetuskan penerjemahan alkitab menjadi bahasa - bahasa lain dan salah satunya bahasa Indonesia. Pada masa pergantian penjajah di Indonesia, maka Lembaga Alkitab di Indonesia salah satunya adalah Lembaga Alkitab Belanda. Sayangnya, aku lupa siapa - siapa saja orang - orang Belanda yang berperan dalam penerjemahan (pas kunjungan kesana lagi janji bakal catet). Padahal, ada satu orang yang aku ingat sampai menjelang ajalnya pun dia setia menerjemahkan alkitab terutama perjanjian Lama (karena kitab yang pertama kali diterjemahkan adalah kitab - kitab injil). Sampai akhirnya ketua LAI pertama (lagi - lagi lupa namanya!) mencetuskan untuk mendirikan sendiri Lembaga Alkitab Indonesia sebagai satu - satunya lembaga yang menerjemahkan alkitab ke bahasa Indonesia dan bahasa - bahasa daerah di nusantara.




Pardon my selfies :p


Replika Torah (Kitab Taurat)

So, maafkan kerandoman dari topik ini. Intinya, marilah berkunjung ke museum LAI (bukan promosi) untuk sekedar merefleksikan hati kita apakah masih kurang rasa syukur kita sebagai anak - anak Tuhan dapat diperkenalkan dengan Firman Tuhan melalui orang - orang hebat yang Tuhan pakai sehingga kita juga menjadi suka membaca Firman Tuhan itu setiap hari.

 Mazmur 19 : 7
Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwaperaturan TUHAN itu teguh,  memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman.

God bless you!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mother

Cinta