Jenaka
Jakarta, 29 Maret 2020
-ditengah kegelisahan hati-
J E N A K A
Satu kata yang tepat menggambarkannya
Hatinya selalu ingin membuat orang tertawa
Sebaliknya menjadi susah bila orang gundah gulana
Tak pernah luput tawa, jika aku bercengkerama dengannya
Seluruh bebanku rasanya hilang sudah
Dibawa hanyut oleh setiap candaannya
Lucu sekali, aku memikirkannya
Padahal kami sudah lama tidak bersua
Yang kami lakukan hanyalah percakapan singkat
Lucu sekali, aku jadi semakin memikirkannya
Percakapan singkat itu benar-benar singkat, sudah sirna
Namun jiwaku tidak bisa berdusta, aku merindunya
Kau membuka kembali hatiku yang tertutup rapat
Tapi sebetulnya, akulah yang membukanya
Kau tidak sengaja mengintip saja, malah masuk ke dalam bencana
Bulan, bintang, menjadi saksi kondisiku yang hampa
Berulang kali ku tanya pada mereka, maksud kehadiran kalian itu apa?
Apakah ini siksaan karena apa yang terjadi di masa yang sudah-sudah?
Sampai disini ku berusaha
Aku tak akan memaksakan kehendakku
Mulai sekarang marilah kita pisah jalan
Untuk kebaikanmu dan kebaikanku
Emansipasi wanita? Aku tak memperjuangkan itu
Lebih kepada kebahagiannmu saja aku menahan perasaanku
Bulan, bintang, disaat kalian berhenti bersinar
Saat itulah, aku juga berhenti.
Dari aku "sang bodoh" yang terlambat mencinta
Komentar
Posting Komentar